Isu tentang kelangkaan energi
sudah sering kita dengar, hal ini disebabkan karena kita masih begantung pada
energi yang dihasilkan oleh bahan bakar minyak. Di indonesia, perkiraan badan
survei minyak dan gas bumi Indonesia, kita akan mengalami kelangkaan bahan
bakar minyak di Tahun 2018. Sungguh ironis apabila negara yang kaya akan hasil
alam seperti Indonesia mengalami krisis energi. Oleh karena itu, penemuan akan
energi alternatif mulai diperhitungkan. Beberapa penemuan sudah banyak kita
dengar seperti : bio gas, minyak buah jarak, blue energy, dll. Akan tetapi
sifatnya ialah mengubah bahan mentah menjadi sesuatu dan menghasilkan limbah
kembali.
Isu kelangkaan bbm di berbaga daerah, naiknya harga bahan bakar minyak akibat
dari kenaikan harga minyak dunia, merupakan suatu bukti bahwa dalam hal bahan
bakar minyak, Indonesia merupakan negara yang rendah tingkat produktivitasnya,
berbagai alasan seperti Indonesia yang spot-spot eksplorasi minyaknya yang 70%
nya dikuasai asing maupun tehkonologi eksplorasi dan pengeboran minyak
Indonesia masih belum sanggup merupakan hal-hal yang pelu
diperhitungkan jika kita masih mengandalkan bahan
bakar dari minyak bumi untuk menjadi sumber energi.
Memang limbah dan sampah juga menjadi satu fenomena terutama di negara-negara
berkembang, karena kedua hal ini menyangkut keindahan dan keutuhan lingkungan..
di kota-kota besar seperti Jakarta, masalah limbah justru menjadi program kerja
para pemimpin.Ditambah dengan sengketa tempat pembuangan sampah di bantaran sungai
yang memperkeruh sungai dan membuat daerah aliran sungai menjadi dangkal
sehingga seringkali air sungai meluap dan menyebabkan banjir.
Diantara jenis limbah dan sampah, limbah plastik merupakan limbah yang terbesar
dan menjadi salah satu limbah yang suit terurai. Tapi hal ini jangan
begitu saja dianggap sebagai maslah baru, karena ternyata imbah yang menjadi
limbah pioritas utama untuk didaur ulang ini sudah bukan menjadi momok lagi,
bakan menghasilkan ide-ide baru untuk pengolahannya kembali. Di Rusia, seorang
bocah umur 9 tahun mampu menghasilkan pundi-pundi uang dengan ide pengolahan
limbah plastik tersebut. Ternyata limbah ini masih dapat digunakan lagi untuk
menciptakan suatu kreativitas baru.
Akan tetapi adakah hubungan limbah plastik ini dengan kelangkaan energi yang
sedang terjadi?, ternyata hasil beberapa penelitian mengatakan bahwa pastik
mengandung kadar oktan dan metana (ch4) yang biasa dihasilkan
untuk pembakaran menjadi energi. Hanya apakah kita mau dan mampu untuk
mengolahnya menjadi pioritas bahan bakar alternatif dan mau untuk
menggunakannya, karena selama ini sepengetahuan kita bahwa yang merupakan bahan
bakar minyak tersebut ialah :
premium, solar, dan minyak tanah, yang semuanya
diambil dari hasil penyulingan minyak bumi (minyak mentah).
Penelitian dan ekspeimen sampah plastik yang diubah menjadi bahan bakar
ternyata sudah banyak bekembang, khususnya di daerah-daerah di indonesia,
terutama di dalam institusi pendidikan dan masyarakat umum.
Beberapa penelitian tersebut antara lain :
1. Di daerah Samarinda, seorang pria bernama Marno Mukti, ketua RT 22
Samarinda Ilir sudah pernah melakukan eksperimen ini. Berangkat dari sifat
kepeduliannya terhadap lingkungan , ia mencoba mengajak masyarakatnya untuk
peduli akan masalah-masalah lingkungan tersebut, terutama mendaur ulang
sampah-sampah plastik yang ada menjadi bahan bakar. Berbekal alat pembakaran
dan penyulngan (reaktor) sendiri dan tabung gas elpiji 3 kilogram ia mencoba melakukan
eksperimen dengan sampah plastik,. Sampah plastik yang menjadi pioritas ialah
plastik kresek dan botol kemasan. Petama-tama ia mencoba melubangi gas elpiji 3
kilogram tersebut dan menghubungkannnya dengan reaktor.ia mnggunakan bahan
bakar seperti: gas, batu bara untuk memanaskan reaktor dengan suhu ideal 200
derajat, dan hasilnya dengan 1 kilogram sampah plastik ia dapat
menghasilkan 400 mililiter bahan bakar sejenis solar, 200 mililiter bahan
bakar sejenis minya tanah, dan 200 mililiter bahan bakar sejenis premium.
ternyata dengan reaktonya tersebut, gas metana yang terdapat pada plastik akan
terbuang dengan sendirinya.Dan gas metana tersebut bisa digunakan untuk bahan
bakar gas jika ingin dimaksimalkan. Akan tetapi dengan keterbatasan modal
untuk produksi hal ini belum diproduksi secara
komersil. Ia berharap ada bantuan dari beberapa institusi atau kelembagaan
untuk mengembangkan hasil temuannya tersebut. Dengan perhitungan biaya
produksi, hasil dari penyulingan ii dapat dijua dengan harga yang cukup
ekonomis, hanya 7500/liternya.
2. Penemuan lainnya dipelopoi oleh salah satu institusi pendikan di daerah
Jawa Timur ( SMK Negeri 3 Madiun), berangkat dari kerjasam guru dan mahasiswa
jurusan kima, mereka berusaha dan mengembangkan penelitaian pengolahan
sampah-sampah plastik tersebut enjadi bahan bakar minyak. Mereka berusaha
membeikan inovasi dan peningkatan terhadap nilai oktan dari hasil penyulingan
tersebut agar nantinya dapat digunaka untuk bahan bakar kendaraan bermotor dan
mesin-mesin yang sebelumnya hanya dapat digunakan untuk baha bakar lampu
tempel, kompor, dan mesin pemotong rumput . Sampai akhirnya SMK Negeri 3 Madiun ini
menjadi tim tentor dan penyedia alat-alat penyulingan bagi beberapa SMK
lainnya. Langkah-langkah prosesnya cukup sedrerhana, alat pembakaran dibuat
dari tabung gas elpiji yang berfungsi untuk tabung pemanas atau pembakar,
tabung gas dihubungkan dengan pipa penyulingan yang kemudian terhunung dengan
tabung penadah uap aatau hidrokarbon. Hasilnya kemudian ditadah dan dijernihkan
hingga layak menjadai bahan bakar minyak, hasil uji laboratorium SMK, tiap 1
kilogram limbah dapat mnghasilkan sekitar 1 liter BBM. Cara penglahan limbah
pun cukup sederhana, limbah dicacah dan dimasukkan kedalam tabung penyulingan
yang sudah dipanaskan pada suhu 200-400 derajat celcius, uap yang dhasilkan
kemudian dihubungkan ketabung penadah untuk didinginkan dan cair, dan hasilnya
berbentuk minyak yang kemudian ditadah, minyak tersebut kemudian dijernihkan
dan dibedakan unuk mengetahui apakah hasilnya menyerupai minyak tanah atau
bensin. Selain dari proses penyulingan kualitas hasil penyulingan juga
ditentukan oleh jenis plastik.
Bahwa ternyata dengan niat dan kepedulian akan
lingkungan, limbah dapat diperdayakan kembali untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna, bahkan limbah pastik yang sulit terurai sekalipun. Namun, dalam
pelaksanaanya banyak dtitemukan kendala seperti:
1.Pembiayaan penelitian yang sulit sehingga para peneliti sulit untuk mengembangkan
proyek penelitiannya untuk membuat poyek penelitian komersil untuk digunakan
2.Perhatian para pemimpin untuk menaungi setiap penelitian baik dengan
cara memberikan kompensasi, apresiasi, maupun menjadi fasilitator dalam
pengenalannya
3.Pandangan pesimis dari setiap masyarakat ataupun ketidakpercayaan
masyarakat terhadap setiap poduk yang dihasilkan oleh bangsanya sendiri.
4.Pengembangannya masih dilakukan dalam skala kikro, sehingga hasilnya belum
dapat dikatakan maksimal
Ini mungkin yang perlu menjadi perhatian jika ingin
mengembangkan setiap produk penelitain ataupun penemuan bersama. Sehingga
setiap penemuan dapat berkembang dan menjadi solusi untuk setiap masalah,
terutama dibidang tehknologi.
Untuk mengatasi krisis energi ataupun kelangkaan bahan
bakar, pemnemuan penelitian dibidang pengolahan limbah plastik menjadi bahan
bakar yang sudah ada ini mungkin perlu diperhitungkan sebagai salah satu
sumber energi alternatif.terutama dengan banyaknya limbah plastik yang juga menjadi
masalah lingkungan, seperti kata pepatah “ sekali mendayung dua tga pulau
terlampaui” , selain masalah kelangkaan energi , masalah lingkungan seperti
yang dihadapi kota Jakarta mungkin dapat terpecahkan.
Di sisi ekonomi, baik dalam skala mikro maupun makro,
hal ini mungkin dapat menjadi solusi seperti :
1.Masalah kebutuhan pasokan energi masyarakat mungkin dapat diatasi
2.Dapat membuka lapangan pekerjaan baik dalam skala mikro ( seperti pengambilan bahan baku) maupun makro ( membuat pabrik pengolahan/
penyulingannya)
3.Mengurangi tingkat pengangguran
4.Mengurangi social cost bagi produsen atau pabrik yang menghasilkan
limbah-limbah plastik dan menjadi eksternal positif bagi penduduk sekitar
5.Menaikkan PAD maupun Pendapatan Nasional, dsb
Kesimpulannya bahwa tehkonologi ini masih relevan untuk dikembangkan untuk
kemajuan suatu negara, karena ternyata banyak manfaat yang didapatkan, oleh
kaena itu butuh perhatian besar untuk membawa penelitian ini menjadi proyek
yang sempurna dan menjadi solusi masalah, teruama masalah yang terjadi di
tingkat nasional. Dibutuhkan banyak tenaga pemikir, keuletan dan kesabaran
dalam penembangannya, akan tetapi, degan persatuan dan gotong-royong seluruh
elemen, cita-cita ini mungkin saja akan tercapai.
0 komentar :
Posting Komentar